Luar Biasa, Tarawih di Klinik Az-zainiyah Sangat Mengasikkan

    Luar Biasa, Tarawih di Klinik Az-zainiyah Sangat Mengasikkan
    Suasana salat tarawih keluarga pasien dan karyawan di kilinik Az-zainiyah

    PAITON - Ayo pak po, Njenengan jadi imam salat isya dan salat tarawih. Begitu kata salah satu karyawan Klinik Az-zainiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo. Jum'at (08/04/22).

    Saya mengiyakan. Saya pun berjamaah salat isya dan tarawih bersama para karyawan, dokter dan keluarga pasien yang lain.

    Yang menjadi nida' salat tarawih dan witir keluarga pasien juga bernama Noer Fadli Hidayat. Pak Fadli ini pembantu rektor Universitas Nurul Jadid. Kita semua menyelesaikan tugas masing-masing dengan baik. Alhamdulillah.

    Setelah salat tarawih di Klinik Az-zainiyah seluruh karyawan Tadarus Al-Qur'an. Saya semakin kagum pada klinik ini. Mungkin ada beberapa juz Alquran yang di baca. Sembari mereka bergantian mengecek kesehatan pasien. 

    Setelah itu saya merasakan nikmat sekali di tempat ini, bagaimana tidak. Setelah selesai Tadarus Al-Qur'an. Di klinik memutar pengajian melalui saluran telivisi yang di ampuh salah seorang Kiai. Kebetulan membahas tafsir Alquran. Kalau tidak keliru ayat itu menjelaskan tentang Nabi Musa saat melaksanakan dakwah.

    Paling tidak, di Klinik Az-zainiyah ini saya tidak merasakan sumpek menemani istri saya yang sakit. Justru saya sangat terhibur dan senang sekali melihat keramahan para dokter dan karyawan Klinik.

    Pelayanan yang sangat baik dan mengesankan membuat para pengunjung dan keluarga pasien seperti saya ini sangat mendapatkan pelayanan prima. Terima Kasih banget.

    Pukul 10 malam, kurang lebih saat saya bersama keluarga bincang-bincang di dalam kamar tempat istri saya di rawat. Tiba-tiba saya mendapatkan tamu istimewa yaitu kedatangan Ning Iah (Nyai Hj. Khodijatul Qodriyah) Direktur Klinik Az-zainiyah.

    Dengan gaya khas beliau yang sangat familiar kepada orang. Beliau menanyakan perkembangan kesehatan istri saya dan banyak hal juga ditanyakan olehnya. Juga Ning Iah bercerita bahwa beberapa hari beliau sakit, dan baru sehat. Terima kasih Ning atas kunjungannya.

    Di Klinik ini saya bisa belajar bahwa dalam kondisi apapun ibadah kepada Allah jangan sampai ditinggalkan. Mulai dari menghormati tamu, melayani dengan baik, membaca Alqur'an, bahkan menambah wawasan keilmuan dengan mendengarkan pengajian-pengajian. Tidak ada suara musik Kangen Band, Noah, Iwan Fals, dan dangdut Rhoma Irama di tempat ini. Hati pasien sejuk diperdengarkan dengan Al-Qur'an. 

    Di Klinik Az-zainiyah bukan saja tempat orang berobat fisik tapi juga mengobati hati yang terus lalai beribadah kepada Allah.

    "Andai saja semua klinik, rumah sakit, puskesmas menerapkan hal serupa seperti Klinik Az-Zainiyah. Maka seluruh pasien dan para pengunjung akan merasakan nikmat dan tentram, " begitu kalimat terlintas dalam pikiran saya.

    Saya ingat semboyan Klinik Az-zainiyah. *Mengabdi Sepenuh Hati, Melayani Dengan Profesional*

    Ponirin Mika

    Ponirin Mika

    Artikel Sebelumnya

    MWCNU Paiton Gandeng Sekolah Menyebarkan...

    Artikel Berikutnya

    Jefry Karyawan Klinik Az-Zainiyah Pesantren...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Hindari Terlalu Banyak Intervensi terhadap Kewenangan, Polri di Bawah Presiden Adalah Langkah Tepat
    Hendri Kampai: Utopia Indonesia, Irigasi Bagus dan Petani Bisa Panen Tiga Kali Dalam Setahun
    Hendri Kampai: Utopia Indonesia, Visi Indonesia Emas Namun Uang Kuliah Semakin Tak Terjangkau
    Hendri Kampai: Pemimpin Sejati Meninggalkan 'Legacy', Bukan Janji, Apalagi Hutang

    Ikuti Kami

    Berita Acak