Pesan Kiai Zuhri pada Santri saat Liburan Maulid

    Pesan Kiai Zuhri pada Santri saat Liburan Maulid
    KH Moh Zuhri Zaini Pengasuh pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo Jawa Timur

    PROBOLINGGO, - Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH Moh Zuhri Zaini berpesan pada santri-santrinya agar saat liburan atau berada di rumah terus menjaga dan melaksanakan kewajiban yang diperintahkan Allah SWT, seperti mengerjakan salat.

    "Liburan pondok ini jangan dianggap bebas dalam mengerjakan apapun yang dilarang oleh Allah. Bahkan aturan pondok yang masih relevan agar bisa terus dilaksanakan, meskipun ada di rumah, " kata Kiai Zuhri saat memberikan pengarahan pada ribuan santrinya di Probolinggo, Selasa (4/10).

    Pasalnya, banyak orang yang bilang pesantren adalah penjara suci. Menurut Kiai Zuhri, karena menganggap pondok adalah penjara, maka setelah keluar dari pondok akan bebas melakukan apa saja.

    "Itu tidak benar. Kewajiban yang diperintahkan agama harus dikerjakan di manapun kita berada, " ujarnya.

    Kiai Zuhri juga berharap agar santri saat berada dirumahnya menjaga akhlak. Perilaku sopan, berbakti, dan menghargai sesama harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya.

    "Kalau akhlak diperhatikan, seperti sopan kepada orang tua, orang lain, dan menghormati yang lebih tua, saling menghargai, maka masyarakat akan tertarik kepada kita dan ingin memondokkan anak-anak mereka, " ungkapnya.

    Lanjut Kiai Zuhri, apalagi jika kita berubah yang dulunya tidak sopan, baik dalam bertatakrama maupun berpakaian, setelah mondok kemudian berubah menjadi sopan.

    "Sebelum mondok tidak sopan. Setelah mondok menjadi sopan. Ini karena keberhasilan pendidikan di pondok, " tegasnya.

    Selain dari itu, Pengasuh keempat Pesantren Nurul Jadid ini berpesan pada santrinya supaya menjunjung tinggi kejujuran. Sebab, Orang jujur akan membawa keberuntungan.

    Dulu, katanya, waktu Sayyidina Umar menjadi Khalifah, beliau sering blusukan. Pada kegiatan itu ia bertemu dengan seorang budak yang masih muda memelihara kambing sangat banyak. Sayyidina Umar meminta agar kambing itu dijual karena ia akan membelinya. Pemuda itu bilang, kambing ini bukan milik dia, tapi ini milik majikannya. 

    Umar menimpalinya, kambing itu kan banyak. Kalau diambil satu tidak akan ketahuan. Terus pemuda itu berkata dengan tanya. "Di mana Allah?"

    "Mendengar jawaban pemuda itu, Sayyidina Umar menangis. Dan pemuda itu dibeli oleh Sayyidina Umar untuk dimerdekakan dari tuannya. Bukan untuk dipekerjakan oleh Sayyidina Umar, tapi dibebaskan dari menjadi budak karena kejujurannya. Inilah pentingnya menjaga kejujuran" kats Kiai Zuhri.

    Setelah nanti berkumpul dengan masyarakat, Kiai Zuhri meminta agar santri Nurul Jadid juga mengikuti kegiatan dibaiyah dan kegiatan keagamaan lainnya.

    "Ikuti semua kegiatan yang bermanfaat, utamanya kegiatan sosial dan keagamaan, " ucap Kiai Zuhri.

    Ponirin Mika

    Ponirin Mika

    Artikel Sebelumnya

    Bupati Sumenep menerima Bakul dan Nampan...

    Artikel Berikutnya

    Ditemukan dokumen surat tahun 1800 untuk...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Hindari Terlalu Banyak Intervensi terhadap Kewenangan, Polri di Bawah Presiden Adalah Langkah Tepat
    Hendri Kampai: Utopia Indonesia, Irigasi Bagus dan Petani Bisa Panen Tiga Kali Dalam Setahun
    Hendri Kampai: Utopia Indonesia, Visi Indonesia Emas Namun Uang Kuliah Semakin Tak Terjangkau
    Hendri Kampai: Pemimpin Sejati Meninggalkan 'Legacy', Bukan Janji, Apalagi Hutang

    Ikuti Kami

    Berita Acak